Rilis BMKG: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Seluruh Indonesia

oleh
Foto: Simbolis Hari tanpa Bayangan
Detektifswasta.xyz

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya memberikan pengumuman akan terjadinya hari tanpa bayangan atau kulminasi utama di berbagai wilayah di Indonesia dalam tahun 2021 ini.

Kulminasi utama atau hari tanpa bayangan akan terjadi di berbagai daerah di Indonesia pada hari dan waktu yang berbeda-beda. Untuk waktunya sendiri, rata-rata akan terjadi pada pukul 11.00 WIB hingga 12.30 WIB.

Koordinator Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Hendra Suwarta Suprihatin, menjelaskan, Hari Tanpa Bayangan adalah fenomena biasa yang terjadi setiap tahun.

“Hanya fenomena alam biasa yang menarik,” kata Hendra, seperti yg dihimpun detektifswasta.xyz pada Selasa 02/02/2021. Hari tanpa bayangan ini sebenarnya bukan fenomena baru. Hari tanpa bayangan sendiri merupakan fenomena tahunan, yang kalau di Indonesia bisa sampai dua kali terjadinya dalam waktu setahun.

Wilayah Indonesia yang berada di sekitar garis ekuator membuat fenomena hari tanpa bayangan sudah menjadi langganan, yakni setahun dua kali, dengan waktu terjadinya tidak jauh dari saat posisi matahari ada tepat di atas garis katulistiwa.

Secara garis besar hari tanpa bayangan atau kulminasi adalah fenomena saat posisi matahari tepat berada di titik paling tinggi di atas langit. Istilah kulminasi utama sendiri diberikan ketika deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, yakni posisi matahari berada tepat di atas kepala pengamat (titik zenit).

Kondisi di atas berakibat pada menghilangnya bayangan benda karena bayangan benda bertumpuk dengan benda yang memiliki bayangan itu sendiri.

Pengertian inilah yang kemudian membuat fenomena tersebut dinamakan atau dikenal dengan istilah hari tanpa bayangan.

Berikut ini jadwal hari tanpa bayangan di seluruh ibu kota 34 provinsi di Indonesia.

1. Banda Aceh pada 3 April 2021 pukul 12.42 WIB

2. Medan pada 29 Maret 2021 pukul 12.30 WIB

3. Padang pada 18 Maret 2021 pukul 12.26 WIB

4. Pekanbaru pada 22 Maret 2021 pukul 12.21 WIB

5. Bengkulu pada 11 Maret 2021 pukul 12.20 WIB

6. Jambi pada 16 Maret 2021 pukul 12.14 WIB

7. Tanjung Pinang pada 23 Maret 2021 pukul 12.08 WIB

8. Palembang pada 13 Maret 2021 pukul 12.10 WIB

9. Bandar Lampung pada 6 Maret 2021 pukul 12.10 WIB

10. Pangkal Pinang pada 15 Maret 2021 pukul 12.04 WIB

11. Serang pada 5 Maret 2021 pukul 12.06 WIB

12. Jakarta Pusat pada 4 Maret 2021 pukul 12.04 WIB

13. Bandung pada 3 Maret 2021 pukul 12.01 WIB

14. Semarang pada 2 Maret 2021 pukul 11.50 WIB

15. Yogyakarta pada 28 Februari 2021 pukul 11.51 WIB

16. Surabaya pada 2 Maret 2021 pukul 11.41 WIB

17. Pontianak pada 20 Maret 2021 pukul 11.50 WIB

18. Palangkaraya pada 15 Maret 2021 pukul 11.33 WIB

19. Banjarmasin pada 12 Maret 2021 pukul 12.31 Wita

20. Samarinda pada 19 Maret 2021 pukul 12.19 Wita

21. Tanjungsalor pada 27 Maret 2021 pukul 12.15 Wita

22. Denpasar pada 26 Februari 2021 pukul 12.32 Wita

23. Mataram pada 26 Februari 2021 pukul 12.28 Wita

24. Kupang pada 22 Februari 2021 pukul 11.59 Wita

25. Mamuju pada 13 Maret 2021 pukul 12.13 Wita

26. Makassar pada 7 Maret 2021 pukul 12.13 Wita

27. Palu pada 18 Maret 2021 pukul 12.08 Wita

28. Kendari pada 10 Maret 2021 pukul 12.00 Wita

29. Gorontalo pada 22 Maret 2021 pukul 11.54 Wita

30. Manado pada 24 Maret 2021 pukul 11.46 Wita

31. Sofifi pada 22 Maret 2021 pukul 12.36 WIT

32. Ambon pada 11 Maret 2021 pukul 12.37 WIT

33. Manokwari pada 18 Maret 2021 pukul 12.11 WIT

34. Jayapura pada 14 Maret 2021 pada 11.46 WIT.

Penjelasan lebih detailnya, terjadinya hari tanpa bayangan karena dipicu oleh bidang ekuator bumi (bidang rotasi bumi) yang tidak tepat berimpit terhadap bidang ekliptika (bidang revolusi bumi).

Kondisi impitan bidang ekuator bumi terhadap bidang ekliptika inilah yang selama ini membuat kita melihat posisi matahari terus mengalami perubahan sepanjang tahun antara 23,5 derajat lintang utara sampai dengan 23,5 derajat lintang selatan.

Nah, perubahan posisi matahari dari utara ke selatan yang terus terjadi sesuai yang kita lihat itu (dalam periode satu tahun) disebut gerak semu harian matahari.

Istilah gerak semu ini diberikan karena sesungguhnya yang bergerak dan mengalami perubahan posisi adalah bumi, bukan matahari. (Ril/el)