Pemerintah Matangkan Strategi Rebut Kursi Strategis di Organisasi Internasional
Depok, detektifswasta.xyz – Pemerintah Indonesia terus memantapkan langkah diplomasi untuk memperkuat posisi di panggung internasional. Dalam Rapat Koordinasi Pencalonan dan Keanggotaan Indonesia di Organisasi Internasional yang digelar di Depok, Jawa Barat, Jumat (1/8/2025), Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polhukam) menegaskan pentingnya strategi terkoordinasi lintas sektor demi mengoptimalkan peran global Indonesia.
Acara ini diinisiasi oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam dan dihadiri oleh berbagai perwakilan kementerian serta lembaga yang terlibat dalam proses pencalonan Indonesia di berbagai organisasi dunia.
Menurut Asisten Koordinasi Kerja Sama Multilateral Kemenko Polhukam, Adi Winarso, koordinasi yang matang sangat diperlukan agar langkah Indonesia tidak hanya bersifat simbolik, melainkan benar-benar berdampak pada kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.
“Pencalonan dan keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional harus benar-benar memberikan manfaat nyata. Kita tidak boleh hanya mengejar pengakuan, tetapi harus mengejar nilai strategis dan fungsional,” tegas Adi saat membuka Rakor.
Indonesia Incar Dewan Keamanan PBB dan IMO
Dalam rapat tersebut, Adi mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia tengah menyiapkan beberapa pencalonan penting, termasuk :
- Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2029–2030. Pemilihan akan dilakukan pada tahun 2028, dan proses lobi serta konsolidasi sudah harus dimulai dari sekarang.
- Anggota International Maritime Organization (IMO) kategori C periode 2026–2027. Pemilihan akan berlangsung pada Desember 2025.
- Sejumlah posisi strategis lain di lembaga internasional seperti UPU, UN Board Auditors, ITLOS, ILC, dan UNCITRAL, yang semuanya memiliki dampak pada sektor hukum, ekonomi, sosial, dan keamanan.
Menurut Adi, proses pencalonan harus dikawal melalui diplomasi yang proaktif dan strategi lobi yang terstruktur.
“Kemenko Polhukam berfungsi sebagai orkestrator yang menyatukan semua instrumen. Kita tidak boleh bergerak secara sektoral atau terpisah-pisah. Harus saling memperkuat, bukan saling meniadakan,” ujarnya.
Menjaga Reputasi dan Posisi Strategis Indonesia
Indonesia sendiri bukan pemain baru di panggung internasional. Sebelumnya, Indonesia pernah menjabat sebagai anggota tidak tetap DK PBB sebanyak empat kali, terakhir pada periode 2019–2020. Keberhasilan ini tidak lepas dari strategi lobi jangka panjang dan hubungan diplomatik yang kuat di berbagai kawasan.
Namun, tantangan ke depan semakin kompleks. Persaingan antarnegara untuk menduduki kursi strategis di berbagai badan dunia makin ketat, apalagi di tengah gejolak geopolitik global dan dinamika ekonomi internasional yang cepat berubah.
“Kita perlu strategi diplomatik yang adaptif dan responsif. Jangan sampai kehilangan momentum hanya karena koordinasi internal yang lemah,” ujar Adi menekankan.
Diplomasi Tidak Bisa Bekerja Sendiri
Menurut Adi, dukungan dari seluruh kementerian dan lembaga sangat dibutuhkan untuk menyukseskan pencalonan Indonesia. Oleh karena itu, Rakor ini digelar sebagai forum sinergi untuk memetakan strategi bersama.
Beberapa langkah konkret yang disoroti dalam Rakor antara lain :
- Pemetaan kekuatan dan kelemahan Indonesia dalam setiap organisasi internasional;
- Penugasan duta-duta lobi dari tiap kementerian;
- Pemanfaatan jaringan diplomatik di seluruh kedutaan besar RI;
- Peran aktif diaspora Indonesia dan organisasi internasional non-pemerintah.
“Diplomasi tidak bisa berjalan sendiri. Perlu dukungan teknis, politis, bahkan budaya. Keberhasilan kita mencerminkan ketangguhan negara,” tegasnya.
Pentingnya Pencalonan untuk Kepentingan Bangsa
Adi mengingatkan bahwa keterlibatan aktif Indonesia di lembaga internasional bukan sekadar gengsi, tetapi juga alat perjuangan untuk memastikan kepentingan bangsa diakomodasi dalam kebijakan global.
“Setiap kursi yang kita duduki harus memberikan dampak nyata. Misalnya dalam kebijakan perdagangan, perlindungan tenaga kerja migran, hingga isu perubahan iklim. Semua itu perlu suara Indonesia yang kuat di panggung dunia,” ujar Adi menutup.
Dengan sinergi lintas sektor yang semakin solid, Pemerintah berharap pencalonan-pencalonan strategis Indonesia ke depan dapat meraih hasil maksimal demi mendorong Indonesia sebagai negara berpengaruh di tatanan global. (red)