DPR Sebut Sumsel ‘Raksasa Tidur’, Minta Pemerintah Pusat Serius Bangun Jejaring Ketingkat Desa Secara Nasional

oleh
Foto: Anggota Komisi IV DPR RI, Riezky Aprilia, menyebut Sumsel merupakan 'raksasa tidur' di bidang pangan.
Detektifswasta.xyz

Palembang,- Anggota Komisi IV DPR RI, Riezky Aprilia, menyebut Sumsel merupakan ‘raksasa tidur’ di bidang pangan. Pernyataan ini sekaligus menanggapi isu rencana impor beras dari pemerintah beberapa waktu lalu.

Riezky mengatakan, Sumsel memilliki potensi penghasil beras yang besar. Namun selama ini belum tergarap maksimal. Menurutnya, 1 juta ton beras yang bergulir untuk di impor tidak perlu dilakukan karena di Sumsel produksi Gabah Kering Giling (GKG) mencapai 1. 040. 355 ton per musim tanam.

“Maka dari itu produksi pangan kita ini perlu dirancang secara serius,” katanya, Senin (29/3/2021). Politisi PDI Perjuangan ini bilang, ada 2 juta hektare lahan rawa di Sumsel, tapi baru 17 persen di antaranya yang baru termanfaatkan menjadi area persawahan.

Maka dari itu, langkah awal yang dapat dilakukan yakni mengoptimalkan manajemen air dengan tanggulisasi, kanalisasi, dan pompanisasi sehingga produksi padi akan meningkat signifikan.

Kemudian, harus ada zonasi atau klaster pertanian berdasarkan potensi kabupaten/kota. Lalu, hulu sektor pangan harus dimaksimalkan, dan untuk hilirasi perlu infrastruktur yang memadai agar siklus supply chain dapat maksimal, “Kementrian teknis harus berkolaborasi dalam situasi pandemi yang belum diketahui akan berakhir,” katanya.

Riezky menyebut, bila pemerintah pusat secara serius dan sistematis membangun jejaring hingga tingkat desa secara nasional, maka impor beras itu hanya kepentingan para pedagang kuota impor.

Ditambah lagi penguatan sektor hulu yang harus dimaksimalkan dan sekor hilirisasi juga membutuhkan dorongan inovasi dari Pemda hingga kedaulatan pangan bisa terwujud. “Stop ego sektoral, gotong royong membangun negara butuh kesamaan frekuensi political will agar masyarakat petani nelayan dan sekitar hutan merasakan manfaatnya,” katanya. (Ril/el)