Kedua Jendral Polri Ini Berpeluang di Pilpres 2024

oleh
Kapolri M Tito Karnavian (kiri) melakukan salam komando dengan Wakapolri Budi Gunawan seusai acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7). Tito yang langsung menerima kenaikan pangkat satu tingkat dari Komisaris Jenderal Polisi menjadi Jenderal Polisi melalui keputusan presiden resmi menjabat Kapolri menggantikan Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun. MI/PANCA SYURKANI
Detektifswasta.xyz

Dua mantan petinggi Polri disebutkan berpeluang menjadi calon presiden 2024. Keduanya Jenderal Purn Tito Karnavian dan Jenderal Purn Budi Gunawan (BG), yang memiliki sederet pengalaman dan kini memegang jabatan penting.

Secara karier kepolisian, keduanya sama-sama cemerlang. Tito yang berasal Sumsel pernah menjabat kapolri dan Budi Gunawan (BG) pernah menjabat wakil kapolri. Setelah pensiun karier keduanya tetap kinclong. BG menjabat kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Tito menjabat menteri dalam negeri (mendagri).

Berkaca pada pilpres-pilpres sebelumnya, boleh dikata ini pertama kalinya ada jenderal polisi yang cukup menonjol dari sisi popularitas. Meskipun elektabilitas keduanya bukan yang tertinggi dibanding figur lain, tapi nama keduanya beberapa kali terjaring survei sebagai figur potensial capres.

Sejauh mana peluang BG dan Tito untuk mendapatkan rekomendasi partai politik maju di Pilpres 2024? Dari sisi pengalaman kepemimpinan, keduanya dijamin oke. Namun, soal kedekatan dengan partai, BG lebih diuntungkan. Berstatus sebagai mantan ajudan Megawati Soekarnoputri saat menjabat presiden pada 2001-2004, BG punya kedekatan dengan Ketum PDIP tersebut.

“BG lebih diuntungkan karena dekat dengan Megawati sehingga tetap terbuka peluang diusung PDIP nanti,” mengutip perkataan pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Muradi, Selasa (15/12/2020).

Bisakah BG mendapatkan rekomendasi PDIP padahal ada Puan Maharani sebagai putra mahkota, dan juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang saat ini jadi capres dengan elektabilitas tertinggi?

Masih panjang waktu tersisa sebelum PDIP menetapkan capresnya. Artinya, situasi tiga tahun ke depan masih sangat dinamis. Meski Ganjar punya elektabilitas tertinggi sejauh ini, namun posisinya belum clear untuk jadi capres PDIP. Puan yang tak lain anak dari Megawati pun demikian.

Sama halnya dengan BG, Tito pun punya hubungan baik dengan partai. Tito pernah menjabat Kapolri. Ini yang membuatnya punya komunikasi yang terbina baik dengan elite partai, terutama yang ada di DPR. Jabatan sebagai Mendagri juga strategis bagi Tito untuk jadi panggung politik.

Dengan menunjukkan kinerja yang baik sebagai mendagri, bisa saja ada partai yang mendorongnya maju di pilpres nanti. Itu pernah terjadi pada SBY di 2004 saat menjabat menteri. SBY yang berhenti sebagai menteri akhirnya maju sebagai capres melalui Partai Demokrat yang dia bentuk.

Hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada 28 Oktober 2020 menempatkan Tito sebagai menteri berkinerja memuaskan dengan perolehan 49%. Hanya kalah dari Menteri Keuangan Sri Mulyani (61%) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (57%).

Mengomentari hasil ini, Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menyebut persepsi positif publik terhadap kinerja menteri itu bisa menjadi pemicu popularitas dan meningkatnya elektabilitas jelang pilpres. Tito masih memiliki waktu tiga tahun untuk mendongkrak elektabilitasnya. (Ril/El)