detektifswasta.xyz – Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) sudah resmi mengumumkan Indonesia masuk ke dalam jurang resesi dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut hingga kuartal III 2020.
Meski Kabinet Indonesia Maju telah mengantisipasi resesi sejak berbulan-bulan yang lalu, banyak kaum milenial yang tak paham arti resesi meski mereka merupakan kelompok yang merasakan dampak resesi secara langsung, mengutip dari laman Naviri, Sabtu 7 November 2020.
“Resesi? Apaan tuh?” ucap Neti (22) dengan dahi mengernyit sebelum mencari tahu lewat mesin pencarian Google, dia mengaku tak pernah mendengar kata ‘resesi’ sebelumnya. Bagi pekerja di sektor nonformal sepertinya, resesi adalah istilah yang asing.
Setelah berselancar di internet mencari tahu arti resesi, Neti tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Ia mengaku masih tak paham. Ekonomi, bagi dia, sebatas beberapa juta rupiah yang datang dan pergi dari rekening bank setiap bulannya.
Selama ia masih memiliki pekerjaan dan gajinya tak berkurang, Neti menilai resesi bukan masalahnya. Sejauh ini ia belum merasakan dampak dari resesi, pekerjaannya masih lancar, jajan bulanan pun tak perlu direm, Biarin deh, yang penting masih bisa makan, katanya.
Rini (27) malah kaget mendengar Indonesia baru dinyatakan resesi. Pasalnya, dia merasa ‘dicekoki’ pemberitaan mengenai resesi sejak beberapa bulan yang lalu hingga ia pikir resesi sudah terjadi dari beberapa bulan yang lalu.”Hah? Baru resesi? Bukannya sudah ya dari kemarin-kemarin?” ucapnya.
Dia menilai wajar jika Indonesia terperosok dalam jurang resesi. Seperti negara-negara lainnya, RI tak kebal dari dampak ekonomi pandami covid-19.
Ibu rumah tangga dua anak ini mengaku khawatir jika resesi terjadi berkepanjangan. Jika mencari makan kian sulit, ia khawatir cicilan bulanan dan uang sekolah anaknya terancam menunggak. “Harapannya covid-19 bisa cepat selesai, sudah mau setahun ini,” harap dia.
Tasya (23), mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta juga mengaku tak tahu menahu soal resesi. Dia secara blak-blakan menyebut tak tertarik untuk mencari tahu. “Enggak tahu (resesi), sudah lama enggak baca berita. Kalau resensi tahu,” katanya diselingi tawa.
Mahasiswa semester terakhir ini menyebut ia tak paham arti resesi meski dampak dari resesi yaitu meningkatnya pengangguran dan kian sempitnya lapangan kerja berdampak langsung untuk calon pekerja.
Selain sibuk mempersiapkan sidang kuliah, Tasya juga sudah malas membaca pemberitaan yang menurutnya dipenuhi oleh kabar buruk.
Dia hanya berharap pemerintah dapat mengatasi permasalahan yang tengah menggerogoti Indonesia, baik itu pandemi atau pun dampak turunannya, seperti resesi ekonomi.
Sebagai informasi, resesi merupakan suatu keadaan di mana ekonomi negara negatif dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.
Dengan pertumbuhan itu berarti ekonomi Indonesia minus dalam dua kuartal terakhir. Pasalnya, pada kuartal II 2020 kemarin ekonomi Indonesia minus 5,32 persen. (Ril/sam)