Sepekan Lebih Ibu Pertiwi Menangis, Jabar Longsor, Kalsel Banjir, Pesawat Jatuh, Sulbar Gempa dan Bencana Alam di Sejumlah Wilayah Indonesia

oleh
Detektifswasta.xyz

Bencana alam datang melanda sejumlah daerah di Tanah Air, Berawal dari longsor di Sumedang, Jawa Barat (Jabar). Lima hari berselang, banjir besar merendam ribuan rumah di Kalimantan Selatan (Kalsel), Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu mengangkut 56 penumpang termasuk kru, Gempa berkekuatan 6,2 magnitudo menghantam Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Banjir dan Longsor di Manado dan masih banyak bencana alam di sejumlah daerah.

Melihat bencana yang datang beruntun dan banyaknya korban berjatuhan, banyak orang yang mengucap dan mengingat Tuhan sang pencipta.

“Masih bernafas?” tanya petugas. “Masih,” jawab seorang ibu, dengan terengah-engah di bawah reruntuhan rumahnya. Hanya wajahnya yang terlihat. Badannya tertutup reruntuhan.

“Masih ada yang lain?” tanyanya lagi. “Masih. Masih bernafas. Masih gerak-gerak. Tapi tak kelihatan badannya,” terang si ibu. Si petugas lalu menawarinya air dan menyampaikan akan segera melakukan evakuasi.

Ini kejadian menyedihkan di satu titik yang memperlihatkan dampak gempa di Sulbar. Percakapan tersebut terekam dalam video saat petugas akan melakukan evakuasi. Menurut petugas, kejadian itu berlokasi di Jalan KS Tubun. Di video yang viral itu, rumah korban sudah rata dengan tanah. Sementara ada empat orang yang terjebak di dalam.

Kejadian seperti ini tak hanya ditemui di satu lokasi. Banyak warga terjebak lantaran gempa berkekuatan 6,2 magnitudo itu, terjadi pada pukul 2.28 dini hari. Saat banyak warga sedang lelap tidur. Akibatnya, banyak warga yang tak bisa menyelamatkan diri.

Di titik lainnya, warga mendirikan tenda pengungsian secara swadaya di lapangan atau daerah perbukitan. Mereka bertahan dengan makanan dan barang seadanya, lantaran kesulitan mendapat bahan makanan. Mereka tak bisa membeli makanan karena pasar dan toko semua tutup.

Sebelum gempa itu datang, wilayah Sulbar sudah berkali-kali diguncang gempa. Awalnya Gempa berkekuatan 5,9 magnitudo terjadi pada Kamis siang. Gempa cukup besar ini sempat membuat panik warga. Video warga berhamburan dari tempat kerja, viral di media sosial.

Nah, malamnya, saat warga tidur, gempa datang lagi. Kekuatannya lebih gede lagi. 6,2 magnitudo. Kali ini, dampaknya luar biasa. Rumah-rumah rata dengan tanah. Jaringan listrik dan komunikasi ikut terganggu. Gempa juga menyebabkan longsor yang memutus jalan trans Sulawesi. Akibatnya tim SAR gabungan yang datang dari Makassar terpaksa harus naik kapal laut dengan waktu tempuh perjalanan 20 jam.

Kerusakan paling parah terjadi di Mamuju. Gedung Kantor Gubernur Sulbar roboh. Rumah sakit, gedung pusat perbelanjaan juga ambruk. Sepanjang jalan juga, terlihat tumpukan mobil yang rusak tertimpa rumah yang ambruk.

Sampai Minggu 17 Januari, 73 orang dilaporkan tewas, dengan rincian meninggal di Kabupaten Mamuju dan di Kabupaten Majene. Kemungkiman jumlah korban terus bertambah, soalnya masih banyak korban terjebak di reruntuhan bangunan.

Sebelum gempa di Sulbar, ada tiga bencana yang terjadi di wilayah lain. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021). Pesawat mengangkut 56 penumpang, termasuk kru.

Berlanjut Longsor di Sumedang terjadi di Desa Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang pada Sabtu, (9/1) lalu. Laporan terakhir kemarin menyebut 24 korban tewas, dan 16 lainnya masih hilang. Sampai kemarin, tim masih melanjutkan proses pencarian yang direncanakan dilakukan sampai hari ini.

Belum juga selesai menangani korban longsor, bencana banjir melanda Kalsel. Awalnya, banjir melanda sebagian wilayah di Kabupaten Banjar, Tanah Laut, dan Kota Banjarmasin, Kamis (14/01). Banjir datang setelah hujan deras mengguyur wilayah itu selama 12 jam. Ketinggian air mencapai 1,5 meter. 6.000 rumah dilaporkan terendam dan 21 ribu orang mengungsi.

Presiden Jokowi langsung memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk segera menangani dampak bencana di tiga wilayah itu.

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan belasungkawa atas korban yang meninggal dunia akibat bencana alam.“Saya atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia menyampaikan duka yang mendalam atas korban yang meninggal dunia,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor.

Kembali Presiden Jokowi juga meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh petugas di lapangan.

“Terakhir, saya mengimbau agar kita semuanya untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem baik berupa hujan lebat dan yang lainnya dan selalu memperhatikan peringatan dini mengenai cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika),” pungkasnya. (sam)