Jelang Ramadan, Ekonomi Sumsel Dinilai Masih Stabil

oleh
Jelang Ramadan, Pemkab Muba Pastikan Harga Masih Stabil MENJELANG bulan ramadan pada April mendatang, Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin menginstruksikan OPD terkait untuk mengecek dan memastikan harga barang pokok stabil. Selain itu juga tidak ada pedagang nakal yang menjual makanan yang mengandung bahan berbahaya. "Pastikan harga barang pokok stabil, kita sidak semua pasar tradisional di Muba," ungkap Dodi Reza Alex, Kamis (25/3). Menurutnya, melihat tradisi biasanya menjelang bulan puasa, hampir semua barang pokok akan mengalami kenaikan harga. "Maka dari itu harus kita pastikan harga harga tetap stabil, apalagi kita masih dihadapkan pada pandemi Covid-19," ujar dia. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Muba, Azizah mengungkapkan pihaknya telah melakukan sidak ke pasar tradisional dan mengecek harga-harha barang pokok di pasar. "Harga harga barang pokok dan penting sampai menjelang ramadan di pasar-pasar dalam Kabupaten Muba relatif stabil," bebernya. Namun, hanya saja cabe merah dan kedelai terjadi kenaikan di kisaran harga Rp55.000 dan kedelai bahan baku tempe naik dari harga Rp10.000 menjadi Rp12.000 per kilo. "Kenaikan bukan disebabkan karena mendekati Ramadhan tetapi memang sudah cukup lama terjadi kenaikan secara nasional," terangnya. Ia menyebutkan, upaya yang dilakukan adalah melakukan sidak pasar dan pemantauan harga-harga barang pokok dilakukan di empat kecamatan yaitu Sekayu, Sungai Lilin, Bayung Lencir dan Babat Toman oleh Tim Pemantauan Kabupaten yang terdiri dari Disdagperin, BP POM, Dinas Kesehatan, Dinas TPHP, Polres Muba, Satpol PP, Dinas PTSP, Bagian Hukum. "Sidak juga dilakukan dengan menguji sampel makanan untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam makanan seperti tempe, tahu, ikan laut, ayam, daging. Tujuannya agar tidak terjadi penggunaan bahan yang dilarang dan berbahaya seperi borax, formalin atau pengawet makanan lainnya serta kualitas bahan makanan yang sudah expire dilakukan pengecekan oleh tim," pungkasnya. (DW) Teks Foto Tim gabungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin dan stakeholder terkait melakukan pantauan harga pangan jelang Ramadan di sejumlah pasar tradisional di Muba, Kamis (25/3).
Detektifswasta.xyz

Palembang,- Menjelang Ramadan, Bank Indonesia (BI) mengatakan harga barang dan jasa masih terkendali dengan stabil, Harga barang dan jasa yang tercermin di laju inflasi Sumatera Selatan (Sumsel) dinyatakan masih terkendali hingga Februari kemarin.

Data ini dirilis Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel. Dalam data tersebut, Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan Sumsel pada bulan Februari 2021 mengalami deflasi sebesar -0,08 persen (mtm).

Sedangkan deflasi pada bulan ini terutama bersumber dari penurunan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

“Secara tahunan, provinsi mencatatkan inflasi sebesar 1,01 persen (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,37 persen. Realisasi inflasi ini juga lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional dan regional Sumatera yang masing-masing tercatat sebesar 1,38 persen (yoy) dan 1,44 persen (yoy),” kata. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel dalam laporannya, Hari Widodo, Jumat (26/3/2021).

Dijelaskan Hari, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar -0,57 persen (mtm) dengan andil sebesar -0,57 persen (mtm). Deflasi tersebut didorong oleh penurunan harga subkelompok makanan terutama cabai merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

“Harga cabai merah pada bulan Februari 2021 mengalami penurunan rata-rata sebesar 6,85 persen, sementara daging dan telur ayam ras masing-masing mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,18 persen dan 4.20 persen,” ungkapnya.

Penurunan daging dan telur ayam ras tersebut ditengarai adanya permintaan di tengah normalisasi produksi pasca berakhirnya kebijakan Kementerian Pertanian.

“Kementerian Pertanian memperpanjang kebijakan tersebut hingga 6 Maret 2021. Kita berharap perpanjangan ini mampu menekan proyeksi surplus pasokan di bulan Februari 2021 dan menjaga kestabilan harga daging dan telur ayam ras di kisaran Rp19 ribu hingga Rp21 ribu per kilogram,” terang ia

Kendati demikian, laju deflasi provinsi tertahan di komoditas bawang merah yang mengalami kenaikan akibat berakhirnya musim panen pada Februari lalu. Serta didorong dengan lajunya masa panan, faktor cuaca dan lain sebagainya.

“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga tercatat deflasi, pada bulan berjalan mengalami deflasi sebesar -0,69 persen dengan andil -0,18 persen (mtm) atau menurun dari bulan sebelumya sebesar 1,39 persen (mtm) dengan andil 0,36 persen,” imbuh Hari.

Ditambahkan Hari, kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, litrik, gas dan bahan bakar rumah tangga menahan laju deflasi. Kelompok ini tercatat inflasi sebesar 0,31 persen (mtm) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen yang bersumber dari peningkatan harga sewa rumah yang berlangsung sejak Januari 2021.

“Secara spasial, pada bulan Maret 2021 deflasi terjadi di kota sample IHK yaitu Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau. Kota Palembang tercatat -0,08 persen (mtm) dan Kota Lubuklinggau tercatat deflasi sebesar -0,10 persen (mtm),” ucapnya. (Ril/el)