Polda Sumsel Tegaskan Penyebab Dokter Meninggal di Palembang Bukan Karena Suntikan Vaksin

oleh
Detektifswasta.xyz

Palembang,- Polda Sumatera Selatan menegaskan kejadian meninggalnya seorang dokter di Kota Palembang bukan karena Vaksin Sinovac meski terdapat rekam vaksinasi sehari sebelumnya. Dokter bernama Jamhari Farzal (49) disebutkan meninggal karena serangan jantung.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, mengatakan dokter Jamhari Farzal (49) meninggal karena serangan jantung berdasarkan hasil visum luar Biddokes RS Bhayangkara Palembang.

“Kami tidak melakukan visum pemeriksaan dalam karena tidak ada tanda-tanda kekerasan dan keluarga korban juga tidak menginginkan adanya autopsi,” ujarnya di Palembang, Senin (25/1/2021).

Sebelumnya dokter Jamhari ditemukan meninggal dunia di dalam mobilnya yang terparkir di Alfamart Sultan Muhammad Mansyur Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang pada Jumat (22/1) pukul 21.00 WIB.

Saat ditemukan pertama kali di dekat korban terdapat satu kaplet obat Nitrokaf Retard berisi 10 kapsul, namun satu kapsul sudah hilang. Setelah berkonsultasi dengan tim ahli, Nitrokaf Retard diketahui sebagai obat untuk penderita jantung.

Polisi juga mendapatkan keterangan jika tiga bulan lalu korban pernah berobat ke salah satu dokter jantung di Sumsel karena merasa nyeri di dada kiri, sehingga dugaan serangan jantung semakin kuat.

Ia juga menegaskan telah berkoordinasi dengan Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) terkait diagnosa efek vaksin terhadap korban. KIPI menyatakan kejadian syok anafilaktif pasca-vaksin hanya 1 sampai 2 jam, sedangkan saat korban meninggal rentang waktunya sudah lebih dari 24 jam dari penyuntikan vaksin pada Kamis (21/1) pukul 10.06 WIB.

“Maka korban meninggal bukan karena vaksin, korban ada rekam penyakit jantung,” tutur-nya. Sementara adik kandung korban, Fauzi, menyatakan kakaknya tersebut memang mengeluhkan nyeri dada sejak tiga bulan terakhir, sehingga keluarga menolak korban diautopsi. “Kami juga sudah ikhlas,” ujarnya. (Ril/el)