Detektifswasta.xyz
Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan (Sumsel) mengingatkan masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu. Ramadan hingga Lebaran biasa dimanfaatkan pelaku untuk mengedarkan uang tiruan.
Kepala BI Sumatera Selatan Hari Widodo di Palembang, mengatakan peredaraan uang palsu (upal) kerap terjadi setiap menjelang hari raya. “Untuk Januari-Maret 2021, BI menemukan 404 lembar. Secara kasat mata hampir sama persis dengan uang asli,” katanya, Senin (26/4/2021).
Kondisi lebaran ini dimanfaatkan oknum tidak bertanggungjawab untuk melakukan penipuan. Uang tersebut rata-rata pecahan Rp100.000 dan Rp50.000.
Untuk itu, BI selalu mengingatkan masyarakat untuk mengenali keaslian uang rupiah sehingga bisa membedakan uang asli dan palsu.
Walau tingkat peredarannya lebih sedikit dibandingkan periode yang sama dibandingkan tahun lalu. “Mulai dengan 3D, dilihat, diraba, dan diterawang. Dengan langkah ini, peredaran uang palsu dapat dicegah,” kata dia. Selain 3D, juga ada 5J yakni, uang jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, jangan dilipat dan jangan dibasahi.
Untuk mencegah adanya peredaran upal, Bank Indonesia mengingatkan warga untuk menukarkan uang ke bank. Saat ini BI sudah bekerja sama dengan 28 bank umum yang menyediakan 199 titik lokasi untuk penukaran uang.“Penukaran uang lalukan di loket resmi perbankan guna mengurangi risiko uang palsu. Sebab jika di bank otomatis suplai uangnya berasal dari BI,” katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun iNews.id, selama Ramadan ini pernah terjadi warga mendapatkan uang palsu. Hal ini dialami salah seorang warga di Sekip Bendung Palembang. Hal itu kejadian pada malam hari, di mana pelaku datang berbelanja menggunakan uang Rp50.000. Setelah pelaku pergi, korban baru menyadari bahwa uang yang diterima berbeda dengan uang lainnya. (Ril/el)