Detektifswasta.xyz
Maskapai penerbangan Sriwijaya Air mengaku penjualan tiket pesawat-nya tak terpengaruh oleh kecelakaan yang dialami penerbangan SJ 182, pada Sabtu (9/1) lalu. Tingkat keterisian pesawat memang hanya 70 persen, namun karena pembatasan di masa pandemi bukan dipengaruhi insiden yang dialami maskapai itu.
Pada penerbangan rute Solo-Pontianak misalnya, minat masyarakat tetap normal. Kalau pun ada penurunan, lebih akibat pandemi.
“Tingkat keterisian sekitar 70 persen dari total kapasitas, sedangkan sebelum pandemi kami bisa full, dari total kapasitas 120 penumpang, okupansi bisa mencapai 90 persen,” kata Station Manager Sriwijaya Air Solo, Agus Purwanto, Selasa (12/1/2021).
Dia menjelaskan, penerbangan maskapai Sriwijaya Air dari Solo menuju Pontianak dalam sepekan ada tiga penerbangan. Yakni setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.
“Meski ada penumpang yang menunda keberangkatan karena adanya kebijakan pembatasan sosial. Sejauh ini tidak terganggu, justru pandemi yang berdampak pada penurunan jumlah penumpang,” ujarnya.
“Kalaupun ada yang batal, dia mengajukan perubahan jadwal karena persyaratan masuk Kalimantan Barat,” lanjut Agus.
Sebelum terjadinya pandemi COVID-19, rute yang dilayani oleh Sriwijaya Air melalui Bandara Adi Soemarmo ada empat, yaitu Solo-Pontianak, Solo-Denpasar, Solo-Palembang, dan Solo-Pangkalpinang.
“Awalnya kita normal, tetapi sejak pandemi, mulai akhir Maret kami langsung drop, bahkan sempat tidak beroperasi. Saat ini kami mulai dari nol lagi, merintis market-nya, mulai ada lagi penumpang, jujur sempat ramai,” katanya.
Sementara itu, jika dibandingkan untuk jumlah penumpang antara sebelum pandemi dengan semenjak pandemi, terjadi penurunan yang cukup signifikan. Saat ini, selama pandemi COVID-19, rata-rata jumlah penumpang Sriwijaya Air untuk setiap penerbangan berada di kisaran 80-90 penumpang. (el)