Detektifswasta.xyz
Palembang,- Sejumlah guru dan orangtua di kabupaten dan kota di sumsel, terkhusus di Palembang mengeluhkan sistem pembelajaran selama pandemi Covid-19.
Diketahui, Pemerintah daerah setempat memang membolehkan belajar tatap muka namun dengan sistem ganjil genap dan maksimal 10-15 siswa dalam satu ruangan kelas. Selain itu, sekolah dan siswa harus disiplin mematuhi protokol kesehatan (prokes) selama proses belajar mengajar tatap muka berlangsung.
Belajar tatap muka sistem ganjil genap yang dimaksud ialah siswa dengan nomor absen ganjil sekolah pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sedangkan siswa dengan nomor absen genap sekolah pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
Meski demikian, guru dan orangtua menilai sistem pembelajaran seperti itu tetap tidak efektif, terlebih untuk siswa SD kelas 1. Mereka khawatir akan banyak siswa tidak bisa membaca, menulis dan berhitung.
“Saya ngajar di Sekolah Dasar (SD), siswa saya masih banyak yang belum bisa baca karena sistem itu,” kata Juwita Angriani salah seorang guru swasta di Kota Palembang, Senin (3/5/2021). Dia juga menyebutkan, dari sebanyak 30 siswa kelas 1 SD yang diajarinya, ada 9 siswa yang masih belum bisa membaca.
Padahal kata dia, saat pembelajaran normal sebelum ada pandemi Covid-19, seluruh siswa kelas 1 SD yang dididiknya bisa membaca, menulis dan berhitung.
“Karena waktu tatap mukanya kurang, apalagi sekarang sudah mau kenaikan kelas, sedihnya itu siswa kita belum bisa baca tapi harus dinaikkan, kasihan,” katanya.
Sementara itu, salah satu orang tua seorang siswa Junadi Efendi berpendapat bahwa belajar tatap muka dengan sistem ganjil genap memang kurang efektif. Junadi mengusulkan masa tahun ajaran pendidikan di tengah pandemi Covid-19 ini ditambah 6 bulan setiap 1 semester.
“Dulu kan juga pernah terjadi penambahan masa pendidikan, yaitu tahun 1965/1966 dan 1979/1980, kalau bisa sekarang diterapkan lagi, kasihan anak-anak kita kurang waktu belajarnya,” kata dia. (El)