Detektifswasta.xyz
Pandemi Covid-19 belum berakhir dan diramalkan pandemi ini masih terus berlanjut hingga akhir tahun. Proses vaksinasi yang masih berlangsung di berbagai dunia memang memberikan harapan bagi warga dunia, namun di sisi lain membuat orang jadi lengan.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memperingatkan semua orang harus tetap waspada.
Menurutnya tahun kedua Pandemi Covid-19 ini akan bisa lebih mematikan dari tahun yang pertama.
Kekhawatiran ini muncul karena adanya varian baru virus Covid-19, terutama varian yang ada di India. Varian ini dapat menyebabkan lonjakan kasus global karena lebih mudah menular.
Karena itu dia mendesak agar banyak negara mensukseskan skema vaksin COVAX untuk negara-negara miskin dan berkembang demi melawan Covid-19.
WHO meluncurkan proyek internasional COVAX bersama Komisi Eropa dan Prancis yang bertujuan memberikan bantuan akses vaksin Covid-19 kepada semua negara terutama negara miskin dan berkembang.
COVAX sejauh ini sudah mengirimkan 59 juta dosis vaksin Covid-19 ke 122 negara.
Dilansir dari Portaljember dengan judul artikel Tahun Kedua Pandemi Covid-19 Merupakan Tahun yang Jauh Lebih Mematikan Menurut Kepala WHO, direktur WHO menyatakan khawatir akan lambatnya peluncuran skema vaksin.
Hal itu disebabkan karena negara-negara kaya mengambil dosis untuk menyuntik penduduknya, alih-alih memastikan kelompok berisiko pada negara miskin dan berkembang terlindungi.
“Kami berada di jalur tahun kedua pandemi ini menjadi jauh lebih mematikan daripada yang pertama,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Direktur WHO sebelumnya juga mendesak untuk mempertimbangkan kembali rencana memvaksinasi penduduk usia muda (remaja) dari populasi dan “menyumbangkan vaksin untuk COVAX.”
WHO telah mengkritik pemerintah yang berfokus pada pencapaian vaksinasi domestik 100 persen, daripada yang berupaya menuju upaya global untuk menekan virus Covid-19.
Tedros Adhanom Ghebreyesus memahami mengapa negara-negara mungkin ingin mengambil pendekatan yang mengutamakan penekanan laju Covid-19 domestik.
Dia juga mendesak pemerintah untuk mengatasi kurangnya pasokan vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, di mana umumnya tidak memiliki dosis yang cukup bahkan untuk memberikan vaksin Covid 19 pada petugas layanan kesehatan.
Pernyataan terbaru ini muncul karena kekhawatiran bahwa varian baru virus Covid-19 khususnya varian yang merebak di India dapat menyebabkan lonjakan kasus global karena lebih mudah menular.
Meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus tersebut dapat menghindari antibodi vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan, pejabat kesehatan telah menyatakan keprihatinan bahwa Covid-19 varian India dapat menyebar dengan cepat.
Kekhawatiran tersebut disampaikan terutama pada negara-negara yang memiliki laju vaksinasi yang lambat atau lebih rendah. (Ril/el)