Detektifswasta.xyz
Apakah agama-agama di dunia mengobarkan semangat membenci satu dengan yang lain? Sejatinya, menurut Menteri Agama, Fachrul Razi, tidak ada dalam nilai-nilai ajaran-ajaran di dunia yang memiliki semangat untuk saling bermusuhan atau bahkan mengobarkan semangat saling bermusuhan.
Dalam Acara Webinar internasional yg dihadiri ole Ali Rashid Al Nuaimi dari Federal National Council Uni Emirat Arab, David Saperstein Mantan Dubes Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama di bawah Obama, Pdt. Johniee Moore Presiden di Congress of Christian Leaders dan Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin i Ketua Umum Komisi Independen Permanen Hak-hak Asasi Manusia di Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tahun 2012-2014.
“Nilai perdamaian dan toleransi adalah nilai dasar dan etika yang dijunjung tinggi dalam (agama-agama ini),” tutur beliau ketika membuka webinar international bertajuk ‘Sebuah narasi baru keluarga Abrahamik dari Uni Emirat Arab’ yang diselenggarakan oleh Institute Leimena dan Kementerian Agama pada kemarin, (24/11/2020), mengutip dari laman Islami.com
Ia pun menambahkan, dalam kitab suci agama-agama Abrahamik, tidak ada satu ayat dan ajaran pun yang mengobarkan semangat kebencian, permusuhan, atau segala bentuk perilaku negatif lainnya.
“Semua agama Abrahamik mengajarkan kasih sayang, keadilan, persaudaraan, dan menghargai perbedaan,” tambahnya.
Ia juga melanjutkan, agama yang berbeda, tidaklah menjadi penghalang bagi kita untuk membangun kerja sama dan melakukan kebaikan bersama. Perbedaan pendapat dan pandangan merupakan sumber kekayaan dalam berdialog.
“Agama-agama Abrahamik hadir untuk menyelamatkan manusia dan menganjurkan kehidupan damai. Semua umat beragama mendambakan kehidupan yang toleran dan damai,” imbuhnya.
Ia pun mengutip, Sa’di Syirazi, seorang ulama Sufi Persia yang mengatakan bahwa Manusia adalah anggota keluarga yang satu.
Dalam penciptaannya pun dari esensi dan jiwa yang sama. Jika salah satu anggota keluarga tersakiti, anggota lainnya tidak boleh tinggal diam. Jika engkau tidak simpati pada penderitaan orang lain, maka predikat manusia tidak layak engkau sandang, pungkas-nya. (Ril/el)