Kementan Sebut Kenaikan Tahu Tempe Karena Tingginya Impor Kedelai Dunia

oleh
Detektifswasta.xyz

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut beberapa penyebab kenaikan harga kedelai impor yg mengakibatkan mahalnya harga Tahu dan Tempe di pasaran indonesia.

Pertama, adanya kenaikan ongkos angkut dari negara asal impor hingga ke Indonesia. “Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi di Jakarta, Senin (4/1/2020).

Kemudian, lanjut dia, waktu transport impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama tiga minggu menjadi lebih lama, yaitu enam hingga sembilan minggu.

“Dan dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor,” jelas dia.

Maka itu, lanjut dia, peluang ini tentunya dimanfaatkan Kementan untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi kedelai dalam negeri.

“Kita melakukan MoU antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dengan Gabungan Kelompok Tani dengan investor dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani,” ungkap dia.

Untuk diketahui, tingginya impor kedelai bukan semata-semata karena faktor produksi. Namun demikian, hal tersebut terjadi karena disebabkan kondisi kedelai merupakan komoditas non lartas yang bebas impor kapan saja dan berapa pun volumenya tanpa melalui rekomendasi Kementan.

Terkait harga kedelai saat ini terjadi kenaikan yang cukup signifikan sekitar 35% merupakan dampak pandemi Covid-19, utamanya produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Rusia, Ukraina dan lainnya. Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh pengrajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi. (Ril/el)