Kopi Pagaralam Diakui Dunia Lewat Citarasa Uniknya

oleh
Detektifswasta.xyz

Palembang,- Kopi asal Kota Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel)1, meraih pengakuan internasional atas citarasa uniknya dalam ajang kontes kopi dunia AVPA (Agency for the Valorization of the Agricultural Products) Gourmet Product tahun 2020 di Paris, Prancis.

Ketua Dewan Kopi Sumsel M Zain Ismed di Palembang, Kamis (19/11/2020), mengatakan, keberhasilan ini sangat membanggakan karena Kopi Pagaralam ini berhasil bersaing diantara 130 produk yang dikirimkan 15 negara produsen kopi di dunia.

“Hanya 74 produk yang diakui meraih Gourmet Medal pada kontes tahun ini, dan salah satunya Kopi Pagaralam. Pengumuman resmi kami terima pada 18 November malam, setelah kontes dilakukan 23 Oktober lalu,” kata Zain.

Pada kontes itu, selain kopi asal Pagaralam, Indonesia juga meraih penghargaan untuk Kopi Kintamani (Bali), tiga jenis kopi asal Jawa Barat dan kopi asal Pasuruan (Jawa Timur).

Menurut Zain, Kopi Pagaralam yang berjenis robusta ini dipilih dewan juri karena memiliki keunggulan dari sisi rasa berupa ‘strong bitter’, mengutip dari Laman Republika.

Rasa pahit yang unik ini didapatkan karena tanaman kopinya ditanam di ketinggian 1.000-1.4000 mdpl, yang berdampingan dengan jenis tanaman lain yakni cengkih, kayu manis, dan petai. Sebagaimana diketahui bahwa tanaman kopi itu menyerap saripati tanaman yang ada di sekitarnya.

Keunggulan lainnya, Kopi Pagaralam ini telah melalui proses pembuatan yang higienis, mulai dari pemetikan, perendaman, penjemuran, pengorengan (roasting) dan penyortiran. Pola pembuatan kopi yang berstandar dunia ini dilakukan Dewa Wisata Sekolah Kopi (Dewasekopi Basemah) yang membina sejumlah desa di Kelurahan Talang Darat dan Kelurahan Agung Lawangan di Kecamatan Dempo Utara, atau menyasar sekitar 206 petani kopi binaan.

“Uniknya pula dalam kontes ini, tidak seperti kontes kopi lain di dunia, roasting-nya dilakukan sendiri oleh petani lokal (dikirim ke panitia lomba sudah diroasting), jadi dari sisi kompetisi memang jauh lebih fair,” kata dia. (Ril/el)