Detektifswasta.xyz
Palembang,- Gubernur Sumsel Herman Deru tidak menggelar open house pada hari raya Idul Fitri 144 H kali ini. Sama seperti lebaran tahun 2020 lalu, Herman Deru pun hanya melakukan silaturahmi secara virtual karena hingga kini penularan virus korona masih terus terjadi. “Untuk open house cukup keluarga terdekat. Manfaatkan teknologi karena silaturahmi bisa dilakukan virtual,” kata Herman Deru, Kamis (13/5/2021).
Menurutnya, meskipun tidak melakukan silaturahmi secara langsung dengan keluarga dan kerabat, umat muslim masih bisa menyapa mereka lewat berbagai platform media sosial.
Dia menambahkan, sebaiknya masyarakat Sumsel memanfaatkan teknologi untuk bersilaturahmi lebaran dengan keluarga dan kerabat. “Kalau silaturahmi wajib bagi kita tetap bisa dijalankan meski pun jauh tapi bisa secara virtual. Itu tidak mengurangi makna lebaran,” ujarnya.
Herman Deru pun mengimbau masyarakat Sumsel untuk merayakan lebaran dengan mengedepankan protokol kesehatan yang tujuannya untuk mengurangi potensi penularan akibat aktivitas silaturahmi lebaran di masa pandemi. “Saya punya anjuran, ajakan atau imbauan untuk kita berlebaran sehat. Lebaran patuh protokol kesehatan,” jelas Deru.
Sebelumnya, Gubernur Sumsel Herman Deru melaksanakan salat Idulfitri di rumah pribadinya di Jalan Taman Kenten, kota Palembang. Herman Deru salat bersama dengan sang istri, anak, menantu beserta cucu. “Saya berterima kasih masyarakat memproteksi diri masing-masing dengan cara salat di rumah dan tidak membuat kerumunan massa,” ujarnya sebelum salat Id, Kamis (13/5/2021).
Dia mengatakan, tidak melakukan open house seperti lebaran Idulfitri beberapa tahun sebelumnya. Silaturahmi keluarga dilakukan secara virtual. “Untuk open house cukup keluarga terdekat. Manfaatkan teknologi karena silaturahmi bisa dikakukan virtual,” katanya.
Dia berharap salat id merupakan salat yang digelar secara terbatas untuk terakhir kalinya. “Semoga segera terjadi pemulihan dan masyarakat bisa terbebas dari berbagai wabah dan penyakit,” harapnya.
Menurut dia, saat ini masyarakat Sumsel, terutama umat Islam harus terus bersyukur yang diungkapkan dalam tindakan dan perkataan sebab tengah diberikan cobaan dan ujian di masa pandemi. “Kita menyadari akan arti pentingnya kebebasan dengan protokol kesehatan dari WHO dan negara. Ini juga membuat kita sadar kebebasan beraktivitas,” ujar dia.
Selain itu, di masa pagebluk ini masyarakat juga beruntung karena ingat betapa berharganya sehat ketika sakit, saat tidak mampu menjadi mampu, melakukan hal yang bisa dilakukan baik sebagai pemimpin atau dalam kapasitas sebagai ulama dan umat yang memiliki tugas berbeda. “Pada 1 Syawal ini Tuhan sayang pada kita karena diberikan kesehatan dan kesempatan hidup. Apalagi, ada lebih dari tiga juta kematian di dunia akibat Covid-19,” katanya lagi.
Tak hanya itu, saat ini juga harus dijadikan sebagai kesempatan untuk memperbaiki keimanan. Terlebih, aturan di masa pandemi terkadang membuat bingung tetapi tetap harus dimaknai untuk perlindungan.
“Jangan berburuk sangka. Ini upaya negara lindungi warga negara dan pemimpin lindungi rakyat. Ini juga ujian kesabaran. Sebagai warga negara harus taat pemimpin, samina wa atona,” jelas Deru.
Sementara, Imam salat dan khatib Kepala Kantor Kementerian Agama Sumsel, Mukhlisuddin, mengatakan, umat Islam untuk memperbanyak istighfar dan bersabar menghadapi ujian di masa pandemi Covid-19. “Mari kita mendoakan agar Covid-19 segera berakhir,” kata Mukhlisuddin. (Ril/el)