Vaksin Corona Selesai Tahun Depan Ucap Ketua Eijkman

oleh
oleh
detektifswasta.xyz – Indonesia

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menjelaskan terkait perkembangan vaksin Virus Corona di Indonesia. LBM Eijkman menargetkan vaksin Corona akan selesai tahun depan.

Pernyataan itu dipaparkan oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio yang menyatakan LBM Eijkman telah berhasil mengkloning protein spike (S) untuk virus Corona. Protein spike itu rencananya akan segera diuji coba kepada manusia.

“Dan beberapa versi gen S ini sudah berhasil dikloning kepada satu vektor yang basic dan setelah itu akan dikloning ditransfer, akan dimasukkan ke dalam galur sel mamalia. Sel mamalia itu misalnya dari Chinese hamster atau dari sel vero dari hewan-hewan. Nah, itu nanti untuk memudahkan proses pengembangan kami agar bisa cepat diterima oleh Bio Farma,” kata Prof Amin dalam rapat di Komisi VII DPR, Rabu (1/7/2020).

“Kami memang sengaja menggunakan galur sel mamalia itu, antara lain misalnya dari Chinese hamster dan itu sudah di-approve oleh WHO, sehingga tidak ada masalah lagi ketika akan digunakan untuk uji klinik pada manusia,” imbuhnya.

Prof Amin sendiri sudah memasang target bagi pihaknya untuk menyelesaikan vaksin virus pada Februari 2021. Namun menurutnya tidak tertutup kemungkinan vaksin virus tersebut bisa selesai lebih cepat.

“Harapan kami adalah Februari 2021 sudah bisa kami serahkan kepada industri. Walaupun kami menerima banyak permintaan agar proses ini bisa dipersingkat sampai dengan sebelum akhir 2020, kami tetap akan berusaha sekuat-kuatnya supaya ini bisa cepat selesai. Tapi ini prediksi kami akan selesai di Februari 2021,” ujar Prof Amin.

Selain itu, Prof Amin juga menjelaskan terkait kendala dalam pembuatan vaksin virus Corona yang disebut protein spike ini. Menurutnya kendala keterbatasan reagen yang paling mempengaruhi pembuatan vaksin.

“Beberapa kendala barangkali yang dapat kami share, pada umumnya reagen sudah tersedia tetapi ada beberapa reagen khusus yang sudah dipesan tapi masih dalam perjalanan dalam prosesnya untuk dikirim ke Indonesia,” ungkapnya.

LBM Eijkman juga telah melakukan uji terkait terapi plasma konvalesen kepada 10 pasien COVID-19 di RSPAD Gatot Soebroto. Terapi plasma ini diharapkan bisa membantu pasien Corona yang kondisinya berat dengan pemberian plasma dari pasien yang sudah sembuh.

“Perkembangannya saat ini sedang dilaksanakan uji klinik di RSPAD, sudah ada 10 kasus yang menerima plasma konvalesen ini. Hasilnya adalah 8 orang dalam kondisi baik, yang 2 itu meninggal tapi keadaannya sudah sangat berat. Jadi meninggalnya bukan karena kegagalan plasma konvalesen,” jelas Prof Amin.

“Dan saat ini Lembaga Eijkman sudah siap untuk melakukan pengujian untuk mengevaluasi plasma donor, apakah memang dia memiliki kemampuan untuk menetralisasi virus. Jadi ini untuk mengukur antibodi dalam plasma tersebut. Jadi ini sudah berjalan,” ungkapnya.

“Kami bisa melaporkan bahwa di peta Indonesia itu kita bisa melihat bahwa virus yang diisolasi di Indonesia itu jelas masih ada keturunan dari Wuhan, dari hasilnya, tetapi ketika virus-virus itu ke Indonesia itu tidak langsung datang ke Indonesia, tetapi terbawa dulu, ada yang ke Amerika dulu, ada yang ke Eropa dulu,” kata Kepala LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio dalam rapat di Komisi VII DPR, Rabu (1/7/2020).Selain itu, LBM Eijkman baru-baru ini juga menyampaikan pihaknya baru saja mengirimkan 10 whole genome sequence (WGS) untuk melihat karakter virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Hasilnya mengejutkan karena tipe virus Corona di Indonesia masih berhubungan dengan virus Corona yang ada di Wuhan.

Atas dasar virus Corona tidak sama dengan virus lain yang ada di dunia, maka Prof Amin menyampaikan perlu adanya vaksin khusus untuk virus Corona di Indonesia. Dia menyebut harus ada vaksin spesifik yang sesuai dengan karakteristik virus Corona di Indonesia.

“Dan dari gambaran ini kita bisa melihat bahwa distribusi ini di Asia saja sudah banyak berbedanya. Jadi ini memperkuat bahwa virus di Indonesia ini memang tidak 100 persen sama dengan virus di negara lain, sehingga kita harus membuat vaksin yang spesifik untuk Indonesia,” ujar Prof Amin.

Kemudian LBM Eijkman juga tengah mengembangkan vaksin virus Corona atau yang dinamakan vaksin ‘merah putih’. Vaksin itu diprediksi selesai pada Februari 2021.

“Harapan kami adalah Februari 2021 sudah bisa kami serahkan kepada industri. Walaupun kami menerima banyak permintaan agar proses ini bisa dipersingkat sampai dengan sebelum akhir 2020, kami tetap akan berusaha sekuat-kuatnya supaya ini bisa cepat selesai. Tapi ini prediksi kami akan selesai di Februari 2021,” ujarnya.