Berbagai Penyakit Bermunculan, Petani Karet Sumsel Harus Waspada

oleh
Detektifswasta.xyz

Palembang,- Petani karet di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) diminta untuk mewaspadai Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis (PGDP). Imbauan tersebut disampaikan dinas perkebunan provinsi setempat.

Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Rudi Arpian mengatakan imbauan itu dilakukan menyusul adanya laporan tiga distrik di Thailand yang diserang penyakit tanaman karet PGDB itu.
Di antaranya Distrik Narathiwat yang merupakan tempat penghasil karet telah diserang jamur mirip pestalioptosis.

“Nah, kita (Sumsel) pun harus mewaspadai itu (Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis). Sebab, bisa saja jamur menyerang tanaman kita,” ujar dia di Palembang, Rabu (02/12/2020).

Rudi membeberkan penyakit tersebut pernah menyerang Indonesia, tepatnya pada 2019 lalu. Akibatnya menyebabkan daun-daun menjadi kuning dan gugur. “Biasanya pohon karet yang terserang jamur itu bisa bikin pohon kehilangan 90 persen daun.

Ya, otomatis jamur itu mengurangi jumlah produksi getah karet. Jamur itu di sana (Thailand) menyebar lewat udara,” ungkap dia.

Menurut dia, jamur tersebut yang kini menyerang Thailand lebih berbahaya dibanding jamur yang menyerang Indonesia tahun lalu. “Karena itu, para petani harus tetap menjaga kebersihan kebunnya guna mengantisipasi setiap penyakit yang ada.

Selain itu, tetap usahakan membuat lubang resapan biopori di antara tanaman karet guna penyerapan air hujan. Ya, istilah keren untuk biopori ialah istana cacing berfungsi pula jadi penyubur tanah,” jeelasnya.

Dirinya pun menambahkan, kondisi serangan penyakit jamur yang menyerang Thailand tersebut berdampak terhadap kenaikan harga karet Indonesia untuk ekspor. Pasalnya, itu dikarenakan 40 persen pasokan karet dunia berasal dari negara tersebut.

“Dengan kondisi itu (berkurangnya pasokan) maka bisa memicu kenaikan harga karena keseimbangan antara supplay dan demand terganggu di tengah permintaan. Apalagi permintaan karet alam meningkat dari sejumlah negara (Cina, Jepang, Korsel, dan Taiwan,”pungkas-nya. (Ril/El)