Berakhir sudah perjalanan politik Marzuki Alie di Partai Demokrat (PD). Berbagai jabatan strategis di Partai Demokrat pernah diemban Marzuki. Tapi akhir ceritanya justru tidak mengenakkan.
Demokrat memutuskan memecat Marzuki Alie dari keanggotaan partai. Alasannya, Marzuki dinilai telah melakukan pelanggaran kode etik dan AD/ART partai Demokrat.
“DPP Partai Demokrat juga memberikan sanksi pemberhentian tetap dengan tidak hormat sebagai anggota Partai Demokrat kepada Marzuki Alie karena terbukti melakukan pelanggaran etika Partai Demokrat sebagaimana rekomendasi Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat,” kata Kepala Barkomstra DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangannya, mengutip dari detik.com Minggu 28/2/2021.
Marzuki terbukti bersalah lantaran menyatakan secara terbuka kepada publik terkait kebencian dan permusuhan kepada Partai Demokrat. Tindakan Marzuki dinilai mengganggu integritas dan wibawa partai.
“Marzuki Alie terbukti bersalah melakukan tingkah laku buruk dengan tindakan dan ucapannya, yakni menyatakan secara terbuka di media massa dengan maksud agar diketahui publik secara luas tentang kebencian dan permusuhan kepada Partai Demokrat, terkait organisasi, kepemimpinan, dan kepengurusan yang sah. Tindakan yang bersangkutan telah mengganggu kehormatan dan integritas serta kewibawaan Partai Demokrat,” papar Herzaky.
Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa Marzuki ibarat daging di Partai Demokrat. Dia merintis karier politiknya dari ‘bawah’ sebelum akhirnya dipercaya mengemban tugas strategis, salah satunya menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PD.
Karier politik Marzuki Alie di Demokrat dimulai pada 2003. Terakhir kali dia mengemban jabatan di partai berlambang mirip logo Mercy itu pada 2015.
Berikut perjalanan politik Marzuki di Partai Demokrat:
– Majelis Pertimbangan Partai Demokrat Sumatera Selatan tahun 2003
– Fungsionaris DPP Partai Demokrat tahun 2004
– Tim sukses Pemenangan Calon Presiden SBY-JK Pilpres 2004
– Sekjen PD periode 2005-2010
– Sekretaris Tim Nasional SBY-Boediono pada Pilpres 2009
– Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat 2010-2015
Di luar kepengurusan Partai Demokrat, Marzuki Alie dipercaya oleh Partai Demokrat menjabat Ketua DPR RI periode 2009-2014.
Selain itu, Marzuki pernah meramaikan kontestasi pemilihan Ketua Umum (Ketum) PD pada kongres 2010. Ketika itu, ada tiga kandidat. Selain Marzuki, ada Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum. Akhirnya Anas-lah yang terpilih sebagai Ketum PD.
Kini perjalanan politik Marzuki di PD telah usai setelah ia dipecat. Sebelum dipecat, pria kelahiran Palembang, 6 November 1955, itu disebut-sebut terlibat isu kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia pun telah membantah terlibat isu tersebut
Marzuki terakhir berbicara perihal pecat-memecat di internal Partai Demokrat, yang dia nilai sebagai bentuk kepemimpinan otoriter.
Pernyataan itu yang diyakini sebagai salah satu pertimbangan PD memecat Marzuki secara tidak hormat. Meski dipecat secara tidak hormat, Marzuki justru malah bangga.
Marzuki malah merasa bangga dipecat dari keanggotaan Partai Demokrat. Sebab, menurutnya, orang yang memecatnya adalah perampok partai.
“Saya bangga dipecat oleh orang-orang yang nggak beres, para perampok partai, para tukang palak, nggak malu saya (dipecat),” kata Marzuki kepada wartawan, pada kemarin Jumat (26/2/2021).
Marzuki juga mengungkapkan alasan mengapa belakangan ini dia justru berseberangan dengan Partai Demokrat. Alasannya, dia merasa difitnah terlibat isu kudeta Demokrat.
“Kelakuan buruk karena difitnah, ngomong difitnah itu. Masih mending aku ngomong ke ‘Atas’ daripada tukang fitnah. SBY itu harus tahu. Ayat yang paling keras dalam Qur’an itu adalah memfitnah, menyatakan bahwa tukang fitnah itu tidak akan masuk surga kalau yang difitnah tidak memaafkan,” papar Marzuki.
Tapi Marzuki tak tinggal diam terkait pemecatannya. Ada rencana Marzuki untuk membawa permasalahan tersebut ke ranah hukum.
“Kita pasti tegakkan. Artinya, kita dari sisi itu, yang harusnya dipecat itu dia (SBY). Kita akan lakukan itu (upaya hukum). Nggak mungkin nggaklah. Kita tunggu SK-nya. Kalau nggak ada SK-nya, bohong saja. Itu satu, yang memfitnah saya akan laporkan,” terang Marzuki.
“Yang memfitnah kan termasuk Agus (AHY). Sudah ada indikasinya 6 tahun, sudah tidak aktif. Tinggal mengumpulkan saja kok, jejak digitalnya banyak kok”. (Ril/el)