detektifswasta.xyz
Palembang,- Provinsi Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 0,18 persen pada Oktober 2020 atau lebih tinggi dari nasional 0,07 persen. Inflasi didorong kenaikan harga cabai merah, bawang merah dan bahan bakar rumah tangga.
Sumatera Selatan mengalami Inflasi Kumulatif sampai bulan Oktober (tahun kalender 2020) sebesar 0,66 persen. Sementara Inflasi Tahunan “Year on Year” (Oktober 2020 terhadap Oktober 2019) sebesar 1,24 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, cabai merah dan bawang merah merupakan dua komoditas yang sering berulang menjadi faktor mendorong inflasi di Sumsel karena produk ini didatangkan dari daerah lain.
“Ini juga menjadi PR dari berbagai pihak, mengapa dua komoditas ini sering mengalami kenaikan harga. Terlepas dari inflasi ini, tapi jika melihat ke belakang, sudah ada geliat ekonomi di daerah ini karena tiga bulan terakhir alami deflasi,” kata Endang.
Sedangkan dua kota yang menjadi Indeks Harga Konsumen di Sumsel yakni Kota Palembang mengalami inflasi 0,16 persen (mtm) dan 1,20 persen (yoy), sedangkan Kota Lubuklinggau juga mengalami inflasi 0,38 persen (mtm) dan 1,62 persen (yoy). “Sementara deflasi di daerah ini terjadi pada tarif angkutan udara karena mengalami adanya penurunan harga,” kata dia.
Sementara itu, Indonesia Oktober 2020, berdasarkan pemantauan harga selama bulan Oktober 2020 pada 90 kota IHK, menunjukkan bahwa 66 kota IHK mengalami inflasi. Sedangkan 24 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga, sebesar 1,04 persen, terendah di Kota DKI Jakarta, Bekasi, Cirebon, dan Jember sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 1,81 persen, terendah di Kota Surabaya sebesar 0,02 persen. (el)