Pembunuhan Sadis di Gereja Prancis: Itu Bukan Ideologi Islam

oleh
detektifswasta.xyz

Perancis,- Muslim Prancis bereaksi atas pembunuhan sadis di dalam gereja di kota Nice. Mereka menyebut kejahatan itu tidak wakili ideologi maupun nilai-nilai yang berlaku di negaranya.

Aksi penikaman terjadi di Gereja Basilica Notre-Dame, Kamis (29/10/2020) kemarin, yang menewaskan tiga orang jemaat. Dua orang tewas dengan kondisi leher tergorok, serta satu korban lainnya mengalami sejumlah luka tusukan di sekujur tubuh.

Insiden ini menambah panjang daftar kekerasan yang terjadi di Prancis, sebelumnya seorang guru sejarah bernama Samuel Paty tewas dengan kondisi mengenaskan usai membahas kartun Nabi Muhammad di kelas kebebasan berekspresi.

Penikaman di gereja murni ideologi teroris, Yasser Louati, seorang aktivis muslim yang memperjuangkan hak-hak sipil Prancis, mengatakan pelaku kejahatan semacam itu tidak membedakan antara Muslim dan Kristen. Jadi, tidak dipantas jika langsung dihubungkan dengan terorisme Islam.

“Seorang perempuan dipenggal di dalam gereja, ini berarti pelakunya tidak ada hubungannya dengan hal-hal suci. Tidak ada batasan moral bagi mereka,” kata Louati melansir dari Aljazeera & Inews, Jumat (30/10/2020).

Louati menyebut aksi kekerasan yang memakan korban jiwa merupakan bentuk nyata dari ideologi teroris yang terus tumbuh dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.

“Sekitar 750 orang tewas di masjid-masjid di seluruh dunia, mengapa kita tidak dapat menghubungkan titik-titiknya dan melihat bahwa ideologi ini telah menyebar sehingga sejauh ini kita kalah dalam pertarungan gagasan,” lanjutnya.

“Kami menangani serangan ini seolah-olah mereka terpisah satu sama lain, padahal tidak,” ucapnya.

Muslim Prancis sampaikan duka cita atas insiden penikaman gereja Notre-Dame, di media sosial, Muslim Prancis beramai-ramai menuliskan ucapan duka cita serta mengutuk insiden penikaman di Gereja Basilica Notre-Dame.

“Serangan ini sangat serius, dan faktanya terjadi di tempat dimana orang mencari kedamaian.”

“Saya bersimpati pada keluarga korban, juga untuk umat Kristen. Prancis tenggelam dalam kegilaan, kebencian, kemarahan dan balas dendam,” demikian kicau Idriss Shimamedi yang merupakan pendiri badan amal terbesar di Prancis, BarakaCity.

Sabda Nabi Muhammad serukan perdamaian umat beragama. Faiza Ben Mohammed, seorang jurnalis Prancis keturunan Timur Tengah, juga menyuarakan pendapatnya mengenai pembunuhan di gereja Notre Dame. Faiza mengutip perkataan Nabi Muhammad yang isinya memperingatkan agar tidak saling menyakiti sesama pemeluk kepercayaan.

“Nabi Muhammad bersabda: Siapapun yang menyakiti seorang Yahudi atau Kristen akan menjadi musuhku pada hari kiamat,” demikian kicau Faiza.

Fatima Ouassak mendorong semua pemeluk agama dan kepercayaan di Prancis menggalang solidaritas bagi keluarga korban dan bersama mencegah aksi teror serupa tidak terjadi lagi.

“Kita bersama melawan pembuat kebencian yang bertanggung jawab atas iklim teror menjadikan kami korbannya, mari kita tetap bersatu!, Solidaritas, kesetaraan, keadilan dan penghormatan terhadap martabat manusia,” kicau Fatima. (wawan/ds)