Mulai Hari Ini, PLN Turunkan Tarif Listrik Sampai Akhir Desember

oleh
oleh
Mulai Hari Ini, PLN Turunkan Tarif Listrik Sampai Akhir Desember
detektifswasta.xyz – Indonesia

PLN akhirnya menjalankan arahan pemerintah untuk menurunkan tarif listrik pelanggan golongan rendah. Kebijakan ini mulai berlaku hari ini, Kamis (1/1), hingga akhir Desember 2020.

Harga per kilowatt hour (KWh) untuk tarif golongan rendah yang sebelumnya Rp 1.467/kWh kini menjadi Rp 1.444,70/kWh atau turun Rp 22,5/kWh. Dengan adanya penurunan tersebut, para pelanggan yang terdampak pandemi corona dapat tetap memanfaatkan listrik

“Pemerintah dan PLN ingin memberikan ruang untuk pelanggan golongan rendah agar dapat lebih banyak memakai listrik untuk menunjang kegiatan ekonominya dan kegiatan kesehariannya,” kata Executive Vice President Communication and CSR PLN Agung Murdifi dalam keterangan tertulisnya.

Penurunan tarif listirk ini tidak menyertakan syarat apapun. “Silahkan nikmati dan gunakan listrik PLN dengan nyaman dan tentu saja aman,” ujarnya. Daftar pelanggan yang mendapatkan penurunan tarif listrik adalah sebagai berikut:

1. R-1 TR 1300 Volt Ampere (VA)

2. R-1 TR 2200 VA

3. R-2 TR 3500 hingga 5500 VA

4. R-3 TR 6600 VA

5. B-2 TR 6600 VA hingga 200 kVA

6. P-1 TR 6600 VA hingga 200 kVA

7. P-3 /TR

Untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA mendapatkan diskon 100% (digratiskan). Lalu, pelanggan rumah tangga daya 900 VA bersubsidi mendapatkan diskon 50% yang sudah dimulai sejak April 2020. Keringanan tarif juga diberikan bagi pelanggan bisnis kecil dengan daya 450 VA dan industri kecil daya 450 VA berupa diskon 100%.

Konsumsi Listrik Anjlok Selama Pandemi

Konsumsi listrik selama pandemi Covid-19 mengalami penurunan. Pemerintah mencatat pada paruh pertama tahun ini, realisasinya di delapan wilayah anjlok di atas 5%. Mayoritas daerah tersebut merupakan sentra ekonomi nasional.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan pandemi corona telah menurunkan penjualan dan pendapatan PLN. Di sisi lain, biaya operasional cenderung meningkat. Dampaknya, arus kas perusahaan setrum negara itu semakin tertekan. “Pertumbuhan konsumsi listrik Juni dibandingkan Januari 2020 turun 7,06%,” katanya dalam diskusi secara virtual pada Rabu pekan lalu.

Delapan wilayah yang mengalami penurunan di atas 5% adalah:

1. Sumatera Barat turun 7,12%

2. Sulawesi Selatan dan Tenggara minus 7,68%

3. Bali turun 32,87%

4. Jawa Timur minus 6,33%

5. Jawa Tengah turun 6,28%

6. Jawa Barat minus 10,57%

7. Banten turun 12,82%

8. Disjaya (Jakarta) dan Tangerang minus 5,62%.

Namun, pertumbuhan listrik Juni 2020 secara tahunan (year on year) secara nasional masih tumbuh positif 5,46%. Salah satu sistem yang pertumbuhannya negatif terjadi di Bali yang turun hingga 17,79% secara tahunan. (katadata)